• SMA NEGERI 1 CIBINONG CIANJUR
  • SUCCES IS OUR GOAL

PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKAN

Oleh Iman Taufik, S.Pd.

Menjadi seorang pemimpin, baik pemimpin pembelajaran maupun pemimpin di sekolah (KS) tentunya sering di hadapkan dengan situasi dilema pada saat memutusan sebuah perkara. Pengambilan keputusan bukan hal yang mudah bagi seorang pemimpin. Ia harus benar-benar jeli mengidentifikasi kasus-kasus yang tengah dihadapi sehingga mana yang harus diprioritaskan untuk segaera mendapatkan keputusan dan kejelasan. Selain jeli, seorang pemimpin juga harus cakap dalam pengambilan keputusan yang benar-benar adil dan arif sehingga kedua belah pihak merasa terpenuhi hak-haknya.

Dalam konteks ini, seorang pemimpin di sekolah harus mengedepnakan kepentingan  umum yaitu, murid dan warga sekolah lainnya di atas kepentingan dirinya. Keberpihakan terhadap kepentingan murid menjadi visi utama yang mendasari pengambilan keputusan seorang pemimpin. Namun pada prosesanya, kasus-kasus dilemma etika  seperti benar lawan benar, benar lawan kasihan, keduanyan menjadi kasus yang cukup menguras tenaga dan pikiran sehingga menyulitkan dalam pengambilan  keputusan. Oleh karena itu, dalam modul 3.1 Pendidikan Guru Penggerak ini, kita diajarkan bagaimana mengambil keputusan dengan tepat dan berkeadilan sesuai nilai-nilai kebajikan universal.

 

Kegiatan pemantik

Baca kutipan di bawah ini dan tafsirkan!

“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik” (Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best). Bob Talbert

  1. Dari kutipan di atas, apa kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang saya pelajari pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan?

Kutipan tersebut menekankan pentingnya membimbing anak-anak untuk memahami nilai-nilai yang mendasari keputusan. Dalam pembelajaran pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan, fokusnya bukan hanya pada pengetahuan atau keterampilan teknis, tetapi juga pada pembentukan karakter dan moral yang membantu mereka membuat keputusan yang bijaksana dan bermakna.

  1. Bagaimana nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita?

Kutipan tersebut menekankan pentingnya mengajarkan hal-hal yang bernilai dan bermakna. Dalam konteks pengambilan keputusan, nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang kita anut akan memandu tindakan kita, yang pada gilirannya dapat memberikan dampak positif pada lingkungan, menciptakan kebiasaan baik, dan menginspirasi orang lain untuk bertindak berdasarkan nilai-nilai yang sama.

  1. Bagaimana Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan Anda?

  Sebagai pemimpin pembelajaran, kontribusi kita adalah memastikan murid memahami tidak hanya "bagaimana" melakukan sesuatu, tetapi juga "mengapa" itu penting. Dalam pengambilan keputusan, kita harus memilih pendekatan yang tidak hanya memfasilitasi pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter dan nilai-nilai yang akan membimbing mereka di masa depan.

Menurut Anda, apakah maksud dari kutipan ini jika dihubungkan dengan proses pembelajaran yang telah Anda alami di modul ini? Jelaskan pendapat Anda. “Education is the art of making man ethical. (Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis).~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~”

  Maksud dari kutipan di atas yaitu, dalam pendidikan mengajarkan  bagaimana kita menjadi insan yang selalu mau berubah kea rah yang lebih baik. Pendidikan merupakan perubahan mindset (pola pikir), baik di ranah apektif (sikap), kognitif (pengetahuan) dan psikomotor (keterampilan). Jika tidak ada yang berubah ke arah yang lebih baik, maka dapat disimpulkan seseorang individu tersebut belum berpendidikan. Semua proses yang dijalankan dalam pendidikan adalah seni. Seni menata bagaimana menjadi manusia seutuhnya, manuisa yang beretika. Oleh karena itu, jika dikaitkan dengan materi pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan, yaitu materi ini mengajarkan kita bagaimana mengambil keputusan yang benar-benar berkeadilan dan bijak serta keputusan yang menginspirasi. Semua proses pengambilan keputusan yang dilakukan secara tepat, maka kita telah menggunakan seni yang etis.

 

Insrtuksi Penugasan :

Panduan Pertanyaan untuk membuat Rangkuman Kesimpulan Pembelajaran :

  1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Filosofi Ki Hajar Dewantara yang dikenal dengan Pratap Triloka—Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani—mewakili pendekatan kepemimpinan yang holistik.

Dalam pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin, filosofi ini menekankan pentingnya memberikan teladan (Ing Ngarsa Sung Tuladha), membangun semangat bersama di tengah-tengah (Ing Madya Mangun Karsa), dan memberi dukungan serta kebebasan bagi yang dipimpin untuk berkembang (Tut Wuri Handayani). Dengan menerapkan prinsip ini, seorang pemimpin dapat membuat keputusan yang tidak hanya strategis, tetapi juga memberdayakan dan menginspirasi orang-orang di sekitarnya.

  1. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita membentuk pandangan hidup, mempengaruhi cara kita menilai situasi, dan menentukan prioritas. Ketika menghadapi pengambilan keputusan, nilai-nilai ini menjadi dasar yang menuntun kita untuk memilih tindakan yang sesuai dengan keyakinan dan prinsip moral kita. Sebagai contoh, seseorang yang menghargai keadilan akan cenderung membuat keputusan yang memperhatikan keadilan bagi semua pihak. Nilai-nilai tersebut juga membantu menjaga konsistensi dan integritas dalam setiap keputusan yang diambil, menjadikannya sejalan dengan identitas dan tujuan jangka panjang kita.

  1. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi coaching yang telah dibahas pada sebelumnya.

 

Materi pengambilan keputusan memberi alat untuk menganalisis dan mengevaluasi pilihan, sementara coaching menambah perspektif dan opsi lain. Coaching juga membuat keputusan lebih efektif dengan mengatasi masalah yang mungkin tak terlihat. Konsep percakapan TIRTA bisa digunakan bersama 9 langkah pengujian keputusan. Dukungan dari Fasilitator dan Pengajar Praktik sangat membantu saya dalam melatih dan mengevaluasi keputusan.

 

  1. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

 

Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya berperan penting dalam pengambilan keputusan, terutama ketika dihadapkan pada dilema etika. Penguasaan emosi membantu guru tetap tenang dan obyektif, sehingga dapat mempertimbangkan berbagai sudut pandang secara adil. Kesadaran sosial emosional juga memungkinkan guru untuk lebih peka terhadap dampak keputusan mereka terhadap orang lain, serta memastikan bahwa keputusan yang diambil sesuai dengan nilai-nilai moral dan etika yang dijunjung. Hal ini sangat penting untuk menjaga integritas dan kepercayaan dalam lingkungan pendidikan.

  1. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

 

Pembahasan studi kasus moral atau etika menuntun pendidik kembali ke nilai-nilai pribadi untuk memastikan keputusan berintegritas dan adil.

 

  1. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

 

Pengambilan keputusan yang tepat mempertimbangkan kepentingan semua pihak, menciptakan keadilan dan rasa dihargai. Ini mendorong terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman, di mana setiap individu merasa dihormati dan didukung. Yang terpenting pengambilan keputusan harus berdasarkan keberpihakan pada murid dengan menerapkan nilai-nilai kebajikan universal.

 

  1. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

 

Tantangan dalam pengambilan keputusan terhadap dilema etika di lingkungan saya termasuk adanya perbedaan nilai, tekanan sosial, dan kurangnya kesadaran etis. Perubahan paradigma sering kali memperburuk tantangan ini, karena mengharuskan adaptasi terhadap nilai-nilai baru yang mungkin bertentangan dengan prinsip lama. Ini menciptakan ketidakpastian dalam memutuskan langkah yang benar, terutama ketika norma-norma baru belum sepenuhnya diterima atau dipahami oleh semua pihak.

 

  1. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

 

Keputusan yang tepat dalam pengajaran memerdekakan murid dengan memberi ruang pada potensi unik mereka. Memilih pembelajaran yang sesuai didasarkan pada pemahaman mendalam terhadap kebutuhan, minat, dan kemampuan setiap murid.

 

  1. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Seorang pemimpin pembelajaran yang bijak dalam mengambil keputusan dapat membentuk masa depan murid dengan menciptakan peluang belajar yang relevan, menginspirasi aspirasi tinggi, dan menanamkan nilai-nilai positif. Keputusan yang diambil dapat memengaruhi perkembangan karakter, keterampilan, dan keyakinan diri murid, yang semuanya berdampak pada kesuksesan mereka di masa depan.

 

  1. Apakah kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Pengambilan keputusan oleh pemimpin pembelajaran didasarkan pada tiga hal: berpihak pada murid, nilai-nilai kebajikan, dan tanggung jawab, sesuai dengan filosofi Ki Hadjar Dewantara. Untuk menyajikan pengajaran yang memerdekakan, keputusan selalu mengutamakan kepentingan murid. Kesadaran sosial-emosional dan mindfulness membantu menghasilkan keputusan yang efektif dan bertanggung jawab. Keterampilan coaching dengan pertanyaan berbobot membantu memperkirakan hasil atau menghasilkan opsi-opsi yang baik dalam pengambilan keputusan.

 

  1. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

 

Pemahaman saya tentang konsep-konsep ini mencakup bagaimana dilema etika dan bujukan moral mempengaruhi keputusan, berbagai paradigma dan prinsip pengambilan keputusan, serta langkah-langkah pengujian keputusan. Hal yang mengejutkan adalah kompleksitas dan kedalaman interaksi antara nilai-nilai pribadi dan keputusan yang diambil dalam konteks yang berbeda.

 

  1. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Sebelum mempelajari modul ini, saya pernah menghadapi dilema moral dalam pengambilan keputusan tetapi kurang terstruktur. Modul ini memperkenalkan kerangka kerja yang lebih sistematis dan prinsip-prinsip yang jelas, membantu saya membuat keputusan lebih objektif dan terinformasi.

  1. Bagaimana dampak mempelajari konsep  ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Mempelajari konsep ini meningkatkan kemampuan saya dalam membuat keputusan dengan lebih terstruktur dan berbasis prinsip. Sebelumnya, keputusan seringkali didasarkan pada intuisi, sedangkan kini saya lebih mengutamakan analisis dan pertimbangan etis yang mendalam.

 

  1. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

 

Mempelajari topik ini penting bagi saya sebagai individu karena meningkatkan pemahaman etis dan keterampilan pengambilan keputusan. Sebagai pemimpin, ini penting untuk membuat keputusan yang adil, terinformasi, dan berdampak positif bagi lingkungan.

 

Wawlahu’alam.

 

                                                                        ***

 

 Penulis merupakan CGP angkatan 10

SMA Negeri 1 Cibinong Kab. Cianjur

 

Koneksi Antar Materi_Modul 3.1 PGP

Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Kearifan Lokal dalam Pengembangan Produk Olahan Singkong, Pisang, dan Aren: Peluang dan Tantangan di Cibinong Cianjur

Oleh Yuhani Kurniasih, S.Pd   Pendahuluan Cibinong Cianjur, sebuah daerah yang subur di Indonesia, memiliki potensi besar dalam produksi singkong, pisang, dan aren. Tumbuhan-tum

14/11/2023 02:35 - Oleh Admin - Dilihat 1169 kali
Bahasa Sunda; Antara Bahasa Ibu dan Daerah sebagai Kemekaran Budaya yang Mesti Dijaga

Oleh Iman Taufik Bahasa ibu merupakan sebuah istilah untuk menyebut kelompok bahasa di suatu daerah yang lahir lebih awal dari pada bahasa kedua. Di Jawa Barat contohnya, suku Sunda me

18/09/2023 21:31 - Oleh Admin - Dilihat 1268 kali
Menggali Esensi Mendalam Dalam Peran Seorang Guru

Oleh Iman Taufik, S.Pd. Menjadi seorang guru bukanlah hal yang mudah. Diperlukan kecakapan-kecakapan yang luar biasa. Selain harus mampu menguasai materi pembelajaran pada saat mengaja

29/01/2023 03:50 - Oleh Admin - Dilihat 966 kali